Perang api atau sirau sulo yang digelar warga dusun tengga-tengga desa pongka kecamatan tellusiattinge kabupaten bone sulawesi selatan merupakan sebuah tradisi yang masih terus dipertahankan. Kegiatan ini sebagai simbol perhormatan terhadap leluhur mereka petta mabbaranie yang pernah melakukan perang api dengan saudaranya yang berperilaku buruk.
Ratusan warga memadati lapangan desa pada malam hari hingga subuh memperingati pesta rakyat perang api yang digelar sekali dalam tiga tahun ini. Dengan diiringi tabuhan gendang yang dimainkan oleh sekelompok pria ratusan warga desa beraksi saling lempar obor api yang terbuat dari daun kelapa kering yang telah dibakar. Uniknya dalam aksi ekstrim ini tak satupun warga yang mengalami luka bakar hingga permainan usai.
Sebelum perang api dimulai serangkaian ritual digelar diantaranya mengarak puluhan ekor ayam dan beras keliling kampung yang dipimpin oleh tokoh adat atau sanro.
Tradisi perang api di daerah ini akan terus dipertahankan oleh warga setempat. Namun sayang pemerintah setempat tidak menjadikan pesta rakyat ini sebagai objek wisata yang dapat mengundang wisatawan. Kurangnya promosi dan perbaikan akses jalan masuk desa menyulitkan wisatawan untuk menyaksikan persta rakyat ini. Rus-mkstv-kompastv.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar