28/01/17

Memahami BIT Pada Foto Format Raw & JPG dalam Ilmu Dasar Foto Digital

gambar : foto milik pribadi

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto/ilmu-dasar-foto-digital-memahami-bit-pada-foto-format-raw-jpg_588b6253339373a813f2b562
gambar : foto milik pribadi

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto/ilmu-dasar-foto-digital-memahami-bit-pada-foto-format-raw-jpg_588b6253339373a813f2b562
 Gambar : Poto milik http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto
gambar : foto milik pribadi

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto/ilmu-dasar-foto-digital-memahami-bit-pada-foto-format-raw-jpg_588b6253339373a813f2b562
Saya mengenal camera digital sejak pixelnya masih rendah pada sekitaran tahun 1995. Camera itu masih sekitar 250 ribuan pixel (250 Kilopixel). Artinya belum mencapai MegaPixel seperti saat ini. Dijaman itu merek Casio yang merajalela, walaupun patent pencitraan digital dimiliki oleh petemu pertama yaitu perusahaan Kodak. Camera digital yang pernah sukses sekali dijaman nya. Foto dari Google Camera digital yang pernah sukses sekali dijaman nya. Foto dari Google Keterangan gambar : Camera digital yang pernah sukses sekali di sekitar tahun 1995an. Foto dari google Camera Casio yang saya miliki itu belum layak untuk di cetak pada kertas film dan belum layak untuk mengantikan kualitas film berbasis negativ (seluloid). Karena itu pula perusahaan kodak tidak tertarik bisnis camera digital. Dianggapnya camera digital tidak akan mampu menandingi kualitas film berbasis bahan kimia (negativ pada bahan selluloid). Perlu diketahui bahwa Perusahaan merek Kodak adalah perusahaan yang pernah rangking satu dunia. Sistem dan ilmu marketing pun bercikal bakal dari perusahaan Kodak. Tetapi akhirnya teknologi camera berubah saat perusahaan Sony mempelopori bisnis kelas dunia dalam bidang Camera Digital. Sayangnya saat ini banyak sekali penggemar camera digital menjadi salah paham dan menjadikan camera digital suatu life style tersendiri tanpa memahaminya dengan baik. Dan banyak pula yang hanya gaya gayaan saja tanpa mikir mahalnya camera itu. Camera digital modern saat ini. Foto dari Google Camera digital modern saat ini. Foto dari Google

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto/ilmu-dasar-foto-digital-memahami-bit-pada-foto-format-raw-jpg_588b6253339373a813f2b562

Beliau (http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto)  mengenal camera digital sejak pixelnya masih rendah pada sekitaran tahun 1995. Camera itu masih sekitar 250 ribuan pixel (250 Kilopixel). 
Artinya belum mencapai MegaPixel seperti saat ini. 

Dijaman itu merek Casio yang merajalela, walaupun patent pencitraan digital dimiliki oleh petemu pertama yaitu perusahaan Kodak.
 Camera digital yang pernah sukses sekali dijaman nya. Foto dari Google

 Gambar : Camera digital yang pernah sukses sekali dijaman nya

Foto dari Google Camera digital yang pernah sukses sekali dijaman nya. Foto dari Google Keterangan gambar : Camera digital yang pernah sukses sekali di sekitar tahun 1995an. Foto dari google 


Camera Casio yang dokter.kusmanto miliki itu belum layak untuk di cetak pada kertas film dan belum layak untuk mengantikan kualitas film berbasis negativ (seluloid). 
Karena itu pula perusahaan kodak tidak tertarik bisnis camera digital. Dianggapnya camera digital tidak akan mampu menandingi kualitas film berbasis bahan kimia (negativ pada bahan selluloid). 
Perlu diketahui bahwa Perusahaan merek Kodak adalah perusahaan yang pernah rangking satu dunia. Sistem dan ilmu marketing pun bercikal bakal dari perusahaan Kodak. 
Tetapi akhirnya teknologi camera berubah saat perusahaan Sony mempelopori bisnis kelas dunia dalam bidang Camera Digital. 
Sayangnya saat ini banyak sekali penggemar camera digital menjadi salah paham dan menjadikan camera digital suatu life style tersendiri tanpa memahaminya dengan baik. Dan banyak pula yang hanya gaya gayaan saja tanpa mikir mahalnya camera itu. 
 Camera digital modern saat ini. Foto dari Google
Camera digital modern saat ini. Foto dari Google


Keterangan gambar : Camera digital jaman sekarang. Foto dari Google 

Dalam kehidupan sehari hari, banyak juga yang hanya sombongan saja mengunakan camera digital. 
Contoh sehari hari yang mudah kita alami, bahwa orang awam sangat mudah menjadi “dokter” atau menjadi “ahli ilmu digital”.


Contoh orang awan yang mendadak menjadi “dokter”
Bila ada orang sesak napas, maka “dokter dadakan” itu men-diagnose dengan cepat bahwa orang sesak napas adalah penderita asma. 
Bila ada orang nyeri lambung, maka “dokter dadakan” itu men-diagnosa dengan cepat bahwa orang nyeri lambung adalah penderita sakit maag. Padahal “dokter dadakan” itu tidak paham sama sekali ilmu kesehatan. 

Saya hanya prihatin dan kasihan melihat orang orang yang “dadakan pinter”. Dikasih penjelasan, akhirnya orang itu jadi sok tau dan sok yakin. Alias sok tahu dan sok paham, tapi akhirnya salah ngak karuan. 

Demikian juga dalam hal Camera Digital, banyak yang sedikit paham tapi gayanya luar biasa profesional. Banyak pula orang orang menjadikan camera digital menjadi life style, beli yang paling mahal dan paling mutahir tanpa paham ilmunya dan tanpa paham manfaatnya. 

Dalam situasi gatek dan dijadikan life style, maka terbuka pula kesempatan mencari uang dalam bentuk bisnis “ilmu camera digital”. Sehingga banyak pula “dosen dadakan” yang mengajarkan ilmu foto digital melalui pengunaan aneka software. 

Apakah benar ada ilmu camera digital ? 
Apakah benar ada ilmu foto digital ? 
Jawabannya adalah tidak ada. 

Yang ada adalah ilmu dasar komputasi tentang memahami satuan digital yang paling kecil, yaitu “yes or no” (Ya / Tidak). Selebihnya adalah ilmu elektronika dan algorithma. 

Dalam ilmu dasar komputasi dikenal dengan satuan yang paling kecil, yaitu BIT. Satu Bit adalah satu angka yang terdiri dari informasi Yes or No (Ya / No ). 
Angka dalam sistem Biner (Binary) adalah 0 atau 1 Dalam sistem desimal digunakan angka 0 sampai 9 

Dalam sistem heximal digunakan alfanumerik 0 sampai F (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, A=10, B=11, C=12,D=13,E=14,F=15) 
Bila kita berkecimpung dunia camera digital, maka kita mengunakan satuan Biner. 
Dalam satu BIT hanya ada dua kemungkinan informasi, yaitu yes or no (Ya / Tidak) Artinya dengan 1 BIT hanya ada 2 kemungkinan yaitu angka 1 atau 0 (Ya / Tidak ) 

Contoh sistem Biner adalah: 
1 Bit = 1 atau 0 
2 Bit = 00 atau 01 atau 10 atau 11 
3 Bit = 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, 111 terus berlanjutnya. 

Dengan 2 BIT hanya ada 4 kemungkinan, yaitu, 2 x 2 = 2 pangkat 2 = 4. 
Dengan 3 BIT hanya ada 8 kemungkinan, yaitu, yaitu 2 x 2 x 2 = 2 pangkat 3 = 8 
Dengan 8 Bit hanya ada 256 kemungkinan , yaitu 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 2 pangkat 8 = 256 
Lalu apa hubungannya angka angka biner itu dengan gambar di foto digital. 
Belum juga paham ? 
Ngampang.... 
Sabar saja dahulu.... 

Mari kita mulai memahami warna dengan kode digital yang diciptakan oleh sensor digital. 
Dengan kata lain adalah sinar di konversi menjadi angka. 
Dan angka itu adalah kode digital. Untuk mudah memahami, kita mulai dengan warna tunggal saja (Monochrom). 
Dikatakan monochrom, artinya satu warna saja. Bisa warna merah, hijau, biru. Dalam kasus contoh pertama ini, kita belajar warna hitam putih (Black and White). 

Mengapa hitam putih ? Karena putih adalah campuran semua warna dari spektrum gelombang sinar yang bisa di deteksi oleh Retina mata. 
Arti pada warna putih adalah semua spektrum warna terdeteksi oleh retina dan saraf mata mengolahnya dan dipahami sebagai warna putih. 
Arti pada warna hitam adalah semua spektrum warna di serap oleh benda dan tidak terdeteksi oleh retina dan saraf mata mengolahnya sebagai warna hitam. 
Bila kita mendeteksi Hitam dan Putih, maka informasinya hanya dua saja, yaitu antara warna Hitam dan warna putih. Maka informasinya terdiri dari dua informasi ( Hitam dan Putih). 
Bila informasi hanya dua kemungkinan, maka kita hanya butuh 1 digit saja, yaitu satu BIT 

1 Bit = Hitam atau Putih 
Simbol Yin Yang, Simbol Wanita Pria atau Siang Malam atau Hitam Putih. Terdiri dari 1 BIT informasi. Foto dari Google 

Simbol Yin Yang, Simbol Wanita Pria atau Siang Malam atau Hitam Putih. Terdiri dari 1 BIT informasi. Foto dari Google 

Keterangan gambar : Simbol Yin Yang, simbol Pria Wanita. Informasi berlawanan, ada Pagi Malam atau Hitam Putih. Simbol ini terdiri dari 1 BIT. Foto dari Google 

Jelas ?... 
sekarang sudah mulai jelas ?.... 
Artinya kita sudah paham bahwa warna itu didalam pengelolahan foto digital dibuat atau di konversi menjadi bentuk kode. Dan kode itu yang menyatakan suatu kondisi warna. 

Bila kita benar benar sudah paham warna dalam kode, maka kita lanjut. Tapi bila kita belum paham maka kita balik lagi keatas dan mulai lagi memahami. 

Apa yang terjadi bila ada informasi sebanyak 4 kemungkinan, yaitu Hitam , Putih dan Abu abu ? 
Maka untuk 4 informasi itu, kita butuh 2 digit kode digital, yaitu 2 BIT 

Dengan 2 BIT bisa terbentuk kombinasi ini: 
PUTIH-PUTIH (jadinya putih) 
PUTIH-HITAM (jadinya abu abu terang) 
HITAM-PUTIH (Jadinya abu abu gelap) 
HITAM-HITAM (Jadinya hitam)

 Foto handphone dengan penampilan layar 1 BIT, yaitu HITAM Putih. Foto dari Google

Gambar : Penampilan layar handphone yang masih hitam Putih ( 1 BIT ) dan hanya satu Channel. Foto dari Google 

Sekarang kita balik, Bila kita gunakan 3 Bit kode digital, berapa kombinasi gradasi warna hitam putih yang bisa kita olah ? 
Jawabnya : Jumlah kombinasi warna hitam putih pada 3 BIT hanya bisa mengolah 2 x 2 x 2 = 2 pangkat 3 = 8 tahapan gradasi warna hitam putih. 

Bagaimana corak warna gradasinya ? 
Jawabnya : 
111 ( Putih - Putih - Putih ) = 100 % warna putih, 0 % warna hitam (angka desimal 7) 
110 ( Putih - Putih - Hitam ) = 87,5 % putih, 12,5 % hitam (angka desimal 6 ) 
101 ( Putih - Hitam- Putih ) = 75 % putih, 25 % hitam (angka desimal 5 ) 
100 ( Putih - Hitam - Hitam ) = 50 % putih, 50 % hitam, abu abu terang (angka desimal 4) 
011 (Hitam - Putih - Putih ) = 50 % hitam, 50 % putih, abu abu gelap (angka desimal 3) 
010 ( Hitam - Putih - hitam ) = 75 % hitam, 25 % putih (angka desimal 2) 
001 ( Hitam - Hitam - Putih ) = 87,5 % hitam, 12,5 % putih (angka desimal 1) 
000 ( Hitam - Hitam - Hitam ) = 100 % hitam, 0 % putih (angka desimal 0 ).

Supaya jangan tambah pusing, begitulah kode digital yang tercipta dari 3 digit warna ( 3 Bit )




img-jpg-588b7ee3957a61370bd22b29.jpg


img-jpg-588b7ee3957a61370bd22b29.jpg 
Keterangan gambar : Gradasi warna Hitam Putih berdasarkan BIT. Gambar dari Google 

Kita balik ke inti pelajaran foto digital. 
Tergantung camera digital nya. 
Mau membuat kode warna berapa bit ?

Penampilan layar handphone mungkin 4 BIT. Foto dari Google
Penampilan layar handphone mungkin 4 BIT. Foto dari Google Keterangan gambar : Penampilan layar handphone yang mungkin sudah 4 BIT pada 3 Channel (Rot Green Blue). Foto dari Google Makin besar BIT maka makin besar pula data yang harus di simpan. Bila satu pixel (satu titik sensor) mampu mempunyai 3 bit digital, maka data yang disimpan dalam memori atau media simpan adalah 8 gradasi warnna Bila satu pixel (satu titik sensor) mampu mempunyai 8 bit digital, maka data yang disimpan dalam memori atau media simpan adalah 256 gradasi warna

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto/ilmu-dasar-foto-digital-memahami-bit-pada-foto-format-raw-jpg_588b6253339373a813f2b562

Penampilan layar handphone mungkin 4 BIT. Foto dari Google 

Keterangan gambar : Penampilan layar handphone yang mungkin sudah 4 BIT pada 3 Channel (Red, Green,Blue). Foto dari Google 

Makin besar BIT maka makin besar pula data yang harus di simpan. Bila satu pixel (satu titik sensor) mampu mempunyai 3 bit digital, maka data yang disimpan dalam memori atau media simpan adalah 8 gradasi warna. 

Bila satu pixel (satu titik sensor) mampu mempunyai 8 bit digital, maka data yang disimpan dalam memori atau media simpan adalah 256 gradasi warna

Penampilan Layar handphone, mungkin sudah 8 BIT. Foto dari google


Penampilan Layar handphone, mungkin sudah 8 BIT. Foto dari google 
Keterangan gambar : Penampilan layar handphone yang mungkin sudah 8 BIT pada 3 Channel (Rot Green Blue) . Foto dari Google 

Anggap saja kita mengunakan camera digital canggih fullframe yang terdiri dari 6000 pixel ( panjang ) dan 4000 pixel ( lebar ). Maka kita mempunyai data 24.000.000 ( 24 juta pixel ). 

Bila saya terjemahkan kedalam banyaknya memori untuk menyimpan gambar itu, adalah 24 juta address (alamat di memori). 
Seperti alamat rumah, rumah pertama saya masukkan paket. Alamat kedua rumah itu saya masukkan juga paket....... terus sampai 24 juta paket saya masukkan kedalam tiap tiap rumah. 

Setiap paket di tiap rumah berisi informasi 3 digit atau 8 digit atau 12 digit. 
Maunya kita simpan berapa digit informasi ? 
Demikian juga pabrik camera digital itu menyimpan warnanya dengan berapa digit ? 
Di Camera canggih saat ini bisa beberapa teknik penyimpanan untuk selanjutnya di proses. 
Ada kepentingan dari insinyur pembuat camera dan kepentingan penguna camera. 
Minimal dua kepentingan yang akan membuat biaya produksi mahal dan kebutuhan sang penguna.

img-5894-png-588b8308b07e61cc14af417b.pn

img-5894-png-588b8308b07e61cc14af417b.pn 

Keterangan gambar tentang kepentingan para insinyur elektronika. Fotto dari Google. 

Mereka tentu saja selalu meneliti hal hal baru dan menciptakan yang lebih canggih terus. 
Tetapi tentu saja sesuatu yang canggih butuh teknologi modern dan pasti perlu biaya besar untuk produksinya. 
Lagi pula tidak semua orang butuh kecanggihan itu. 
Hanya beberapa profesional yang sangat butuh kualitas gambar digital. 
Dengan demikian para insinyur menyiapkan data format Raw supaya para profesional bisa mengolah lebih lanjut.

img-5896-jpg-588b845b2123bdde1fe298a2.jp

img-5896-jpg-588b845b2123bdde1fe298a2.jp 

Keterangan gambar tentang kepentingan para fotografer amatir. Foto milik pribadi. 

Sangat banyak sekali dan pastilah mayoritas penguna camera digital tidak mau repot dengan setting camera dan lebih utamakan hasil yang "bagus dan memuaskan" secara instan. 
Karena itu para insinyur menambahkan "assisten" dalam bentuk software yang mempunya ALGORITHMA rumit. 
Dengan bantuan ALGORITHMA tersebut, warna "mentah" hasil konversi sinar di sensor, diolah menjadi gambar siap saji. Formatnya yang umum digunakan adalah JPG. 
Hasilnya sudah sangat memuaskan bagi mayortas fotografer amatir.


Perbandingan besarnya file antara Format Raw dan Fornat JPG. Gambar milik pribadi

Gambar : Perbandingan besarnya file antara Format Raw dan Fornat JPG


Dari kemampuan teknologi bisa saja simpan dalam bentuk Raw, walaupun raw tidak selalu lebih bagus dari Jpg. Bila di simpan dalam Raw, maka informasi yang jelek maupun bagus dari sensor, semua di simpan apa adanya. Bila di lihat langsung oleh mata , biasanya warna tidak bagus. 

Jadi janganlah sombong mengatalkan Raw lebih bagus dari Jpg. Demikian juga bila tidak bisa mengolah data raw menjadi jpeg, maka belajar dahulu tentang raw, baru kemudian menciptalkan Jpg nya. 

Sekali lagi ya, bila tidak paham ilmu digital dan seni warna, janganlah sok sok-an mengunakan raw dan berkeyakinan bahwa raw lebih bagus dari JPG. Salah pemahaman itu. 

Apa yang di simpan dalam memori jika formatnya RAW 8 Bit dan bila semua warna adalah hitam 100 persen ? 
Alamat pertama dari rumah akan diisi paket 0000 0000 
Alamat kedua dari rumah akan diisi paket 0000 0000 
Alamat ketiga dari rumah akan diisi paket 0000 0000 
Alamat keempat dari rumah akan diisi paket 0000 0000 terus..... terus isi sampai 24 juta alamat... 
penuhlah semua memori kita dengan angka yang sama itu 

Lalu bila format RAW 12 Bit ? 
Pada 12 BIT yang disimpan adalah 24 Juta paket informasi dengan isi 12 BIT (“0000 0000 0000”), dan hanya bedanya dengan 8 BIT di informasinya saja (“0000 0000”). 
Lalu bagaimana bila di simpan dalam bentuk JPG? JPG adalah format yang bisa langsung di lihat di banyak gadget atau aplikasi. 
Format ini sudah standart dunia untuk banyak alat alat digital langsung bisa baca. 
Paketnya juga lebih kecil dari Raw. 

Contohnya.  
Bila di raw harus di simpan sebanyak 24 Juta paket, maka di JPG kita perjanjian. 
Paket pertama berisi 0000 000 dan disimpan dialamat pertama. 
Paket kedua berisi informasi bahwa 24 juta alamat harus sama informasinya dengan alamat pertama. 

Maka informasi pertama memang tentang data warna hitam. Tetapi beberapa alamat berikutnya adalah penjelasan bahwa isi paket berikutnya harus berulang sampai 24 juta kali. 
Artinya dalam bentuk JPG tidak harus menulis 24 juta paket, tapi di “perjanjikan”. 
Yang alamat ini sama isinya dengan alamat itu. Sehingga kita mengenal nya dengan istilah di Kompres. 

Sehingga data JPG lebih sedikit bahkan jauh lebih sedikit bila kode gradasinya banyak yang sama.


Bentuk data informasi digital. Harus punya algoritha tersendiri supaya bisa menampilkannya sebagai bentuk gambar. Foto dari google



Bentuk data informasi digital.Harus punya algoritha tersendiri supaya bisa  menampilkannya sebagai bentuk gambar. Foto dari google 

Keterangan gambar : Bentuk informasi digital dan perlu ALGORITHMA tersendiri untuk menampilkan sebagai gambar digitalk. Foto dari Google 

Perbandingan antara RAW dan JPG pada camera 24 Megapixel adalah: 
Dari sisi besarnya peyimpanan data: 
Raw disimpan seluruh informasi dari semua jumlah pixel sensor, datanya bisa sekitar 24 MB – 35 MB
Sedangkan Raw yang sudah dengan sistem perjanjian, menyimpan data lebih kecil, bisa jadi hanya sekitar 4 MB sampai 6 MB. 
Dari sisi kualitas gambar: 
Lepas dari kebutuhan proses selanjutnya oleh para profesional yang paham software digital tentang pengelolaan gambar digital, bisa jadi JPG sudah lebih bagus daripada RAW. Bila kita melihat gambar RAW dan langsung di Bandingkan dengan gambar JPG, bisa jadi gambar JPG memang lebih bagus. 
Kenapa lebih bagus ? 
Karena gambar raw biasanya belum sempurna warnanya. Alias warna asli yang di konversi oleh mesin komputer didalam camera menjadi kode kode digital yang seperti kita pelajari diatas. Mungkin saja kita mengatakan gambar RAW pucat. 

Sedangkan warna JPG memang lebih bagus dari RAW karena di dalam camera ada komputer yang menjadi asisten utk mengkoreksi warna warna seindah mungkin. Tentu saja warna itu mengikuti standart warna perusahaan camera. 
Jadi jangan heran bila foto dari beberapa merek camera di bandingkan dengan motiv yang sama, tapi ada beda warnanya. 
Yaitu, karena sistem software dalam camera itu yang mengkoreksi data mentah RAW menjadi data siap pandang JPG. 
Sebagai contoh: Produsen sensor terbesar dunia saat ini adalah Sony. Dan Sony selain mengunakan sensornya untuk produk merek Sony sendiri, juga menjualnya kepada pabrik camera digital lainnya. 
Artinya ada beberapa camera beda merek yang mempunyai warna yang berbeda dilayar tampilan. Kenapa bisa beda tampilan warna nya ? 
Karena sinar yang diterima oleh sensor digital dan kemudian diolah oleh software yang berbeda. 
Sensor boleh saja dari pabrik yang sama, tetapi ALGORITHMA yang diterapkan oleh masing masing pabrik camera digital memang beda. 


Sebagai kesimpulan dar artikel ini adalah : 
- Belajar sinar yang diterima oleh sensor digital dan di konversi ke kode digital. 
- Memahami kode digital dalam satuan biner (Binary) 
- Mampu menghitung kombinasi kemungkinan dari kode biner. 
- Memahami kombinasi warna (Gray Level) sesuai BIT yang digunakan oleh camera digital. 
- Memahami panjang BIT dengan banyaknya Gray Level secara kwadrat. 
- Dalam bahasa asingnya kita sudah belajar “Bit Depth and Gray Level in Digital Images” 

Sebagai penutup, kita akan lanjutkan di artikel berikutnya untuk melanjutkan artikel ini. 

Pada tahap berikutnya kita akan belajar Dinamic Range ( Rentang Dinamis) dan belajar "Perlukah mengunakan Raw ?". 
Tetapi bila ingin paham foto digital, haruslah kita memahami thema diatas ini sebagai dasar pemahaman foto digital 

Catatan: 
Melalui artikel ini dan berbekal pengalaman Dokter Kusmanto sebagai programmer komputer sejak tahun 1979, Dokter Kusmanto ingin berbagi ilmu kepada teman teman Dokter Kusmanto di Gunung Bromo. 
Mereka; Luluk Irmahati dan Soe Herry adalah kakak beradik yang sudah seperti saudara Dokter Kusmanto. Saya bahagia melihat mereka sudah mulai bisa membuat foto yang bagus. 
Tentu saja mereka dan sayapun masih harus terus belajar. 
Menurut Dokter Kusmanto, sekarang saatnya mereka harus memahami tentang terciptanya gambar digital dan memahami karakter warna yang tercipta secara digital.
 
Semoga Bermanfaat. 

Notes
* Saya : Dokter Kusmanto.

Saran Admin untuk lebih memahami silahkan dalami "PENGOLAHAN CITRA DIGITAL"!.
merupakan Materi Kuliah Program PascaSarjana Ilmu Komputer dan Informatika.

direpost dari  http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto/ilmu-dasar-foto-digital-memahami-bit-pada-foto-format-raw-jpg_588b6253339373a813f2b562


ra digital sejak pixelnya masih rendah pada sekitaran tahun 1995. Camera itu masih sekitar 250 ribuan pixel (250 Kilopixel). Artinya belum mencapai MegaPixel seperti saat ini. Dijaman itu merek Casio yang merajalela, walaupun patent pencitraan digital dimiliki oleh petemu pertama yaitu perusahaan Kodak. Camera digital yang pernah sukses sekali dijaman nya. Foto dari Google Camera digital yang pernah sukses sekali dijaman nya. Foto dari Google Keterangan gambar : Camera digital yang pernah sukses sekali di sekitar tahun 1995an. Foto dari google Camera Casio yang saya miliki itu belum layak untuk di cetak pada kertas film dan belum layak untuk mengantikan kualitas film berbasis negativ (seluloid). Karena itu pula perusahaan kodak tidak tertarik bisnis camera digital. Dianggapnya camera digital tidak akan mampu menandingi kualitas film berbasis bahan kimia (negativ pada bahan selluloid). Perlu diketahui bahwa Perusahaan merek Kodak adalah perusahaan yang pernah rangking satu dunia. Sistem dan ilmu marketing pun bercikal bakal dari perusahaan Kodak. Tetapi akhirnya teknologi camera berubah saat perusahaan Sony mempelopori bisnis kelas dunia dalam bidang Camera Digital. Sayangnya saat ini banyak sekali penggemar camera digital menjadi salah paham dan menjadikan camera digital suatu life style tersendiri tanpa memahaminya dengan baik. Dan banyak pula yang hanya gaya gayaan saja tanpa mikir mahalnya camera itu. Camera digital modern saat ini. Foto dari Google Camera digital modern saat ini. Foto dari Google

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dokter.kusmanto/ilmu-dasar-foto-digital-memahami-bit-pada-foto-format-raw-jpg_588b6253339373a813f2b562

Tidak ada komentar: