22/03/23

Titimangsa, Pralaya, dan Pandemi

 Cakra Manggilingan sumber : Pinteres


Note: Jika anda langsung berada di laman ini, sebaiknya membaca halaman sebelumnya, dengan mengKLIK Tautan Berikut: https://wyn-suparno.blogspot.com/2023/03/titimangsa-menurut-susastra-hindu.html

Musnahnya alam semesta beserta isinya dipercaya akan terjadi sewaktu-waktu oleh sebagian umat manusia.

Kepercayaan tersebut berasal dari kepercayaan Zoroaster yang kemudian diadopsi oleh agama-agama rumpun Yahudi (Abrahamic Religions).  Demikian pula agama-agama Zamawi secara eksplisit telat menyebut-nyebut mengenai terjadinya hari kiamat.

Waktu terjadi kiamat seringkali diramalkan terjadi pada suatu waktu tertentu secara spekulatif. 

Seorang pendeta di Korea pernah meramalkan kiamat akan terjadi pada bulan Oktober 1992. 

Buku " The Mayan Prophecies" pada tahun 1995 meramalkan kiamat akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012.

Ada pula sekelompok orang pernah meramalkan kiamat akan terjadi pada tanggal 21 Mei 2011. Namun, kenyataan " kiamat" dimaksud tidak terjadi sampai saat ini.

Agama Hindu sebagai agama tertua di muka bumi ini memiliki pandangan berbeda atas terjadinya akhir dunia beserta isinya (kiamat). Hari Kiamat atau the judgement day (Yaumul Hisab atau hari perhitungan amal)  merupakan persoalan perjalanan siklus perjalanan "titimangsa" yang sudah ditetapkan secara organis. " Titimangsa", tidak bisa dihindari oleh siapapun karena merupakan kuasaNya. 

Umur bumi beserta isinya sudah ditetapkan secara organis. Umur organisme, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dalam etimologi Hindu sudah ditetapkan. Bahkan bumi tempat organisme, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan ini hidup sesungguhnya juga tempat mati (jagatpati). Apasaja dan siapa saja yang mengalami kematian, disebut mengalami Pralaya. Mengalami proses Samhara yang diberlakukan olehNya.

Kata Pralaya berkorenpondensi dengan kata Samhara, satu dari lima (5) fungsi Siwa. Pralaya berarti 'berakhir', akhir dari perjalanan meniti "Titimangsa". Menurut WisnuPurana dan Agni Purana, ada empat (4) jenis Pralaya, yakni: Prakritika Pralaya  ( terjadinya pralaya secara total setelah Manwantara ke-14. Saat Prakritika Pralaya terjadi, seluruh alam semesta beserta isinya lenyap dan kembali kepada Brahman dalam waktu yang panjang atau satu malam Brahman. Setelah itu akan terjadi penciptaan kembali dan memulai dengan Manwantara pertama lagi). Naimittika Pralaya ( terjadi dalam satu periode Manu. Menurut pandangan ini akan terjadi pralaya terbatas dalam setiap akhir Manwantara). Atyantika Pralaya (pralaya yang disebabkan oleh kemampuan spiritual seseorang melalui suatu pemberdayaan Jnana yang amat kuat sehingga seluruh dirinya masuk secara utuh lahir batin kepada Brahman. Inilah yang disebut 'Moksah' yang menjadi way of life (jalan hidup) manusia Hindu). dan Nitya Pralaya (proses kematian yang terjadi setiap hari dari semua mahluk hidup. bahkan dalam diri manusia pun setiap detik ada sel tubuhnya yang mati diganti dengan sel baru). 

Di samping itu ada juga disebut Yuga Pralaya di akhir Mahayuga (4 yuga), dimana saat itu terjadi banyak sekali kematian. Misalnya akibat perang maupun bencana alam (termasuk pandemi didalamnya). 

Apabila akhir-akhir ini terjadi begitu banyak  kematian akibat peperangan, bencana alam, termasuk pandemi yang dahsyat di berbagai belahan bumi, apakah ini merupakan tanda-tanda akan berakhirnya Kaliyuga dalam satu Mahayuga dalam waktu dekat ini? 

Terlepas dari perhitungan berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa sekarang ini merupakan masa Kalyuga yang sedang berlangsung. Entah dimulai tahun 3.102 Sebelum Masehi atau tahun 499  sebelum Masehi. Jikalau Kaliyuga sudah berlangsung kurang lebih 5.000 tahun yang lalu, maka Kaliyuga akan berakhir pada 432.000 - 5000 tahun, yanitu kurang lebih akan terjadi pada 427.000 tahun lagi. Kematian akibat perang, akibat bencana alam, dan pandemi akan berlalu. Akan tetapi akan datan glagi pada waktunya di mamapun "Titimangsa" menghendaki.

Kalau demikian, apakah umat manusia harus berpangku tangan karena peristiwa Mahayuga itu masih jauh akan terjadi? 

Tentu tidak demikian adanya, ingatlah bahwa peristiwa itu merupakan proses. Sepanjang Zaman Kaliyuga itu umat manusia harus nastiti (teliti dan cermat) memastikan diri sendir berjalan diatas Dharma. Jnana dipergunakan dengan satiti (teliti) untuk mengkaji setiap fenomena yang terjadiyang disebabkan oleh "Titimangsa". Misalnya, adanya pandemi yang diyakini merupakan kuasa "Titimangsa" harus dikaji secara satiti(teliti) secara Sakala maupun Niskala. Harus dilakukan tindakan sesuai patitis (tepat dan efektif). Senantiasa susatya (setia tanpa kecuali) melaksanakan ajaran Dharma. Sebab dimanapun dan kapanpun manusia selalu dalam kendali "titimangsa" dan diawasiNya karna keberadaanya ada dimana-mana.

Doktrin ini harusnya menjadi pedoman pemeluk Hindu karena zaman Namun Kaliyuga merupakan zaman kehancuran. Pada zaman Kaliyuga banyak manusia mulai melupakan eksistensi Brahman. Banyak manusia yang mulai tidak bermoral. Para pria yang berkuasa menganggap wanita hanya sebagai pemuas nafsu birahi. Para siswa berani melawan dan melecehkan gurunya. Banyak orang mencari penghidupan secara tidak jujur. Oknuk pejabat banyak yang korupstor. Kepalsuan, kebohongan, kejahatan, dan tindakan kekerasan begitu banyak dilakukan sehingga kekacauan terjadi dimana-mana. Pada Zaman Kaliyuga ini, materi (uang) yang paling berkuasa. Hukum dan Jabatan di perdagangkan. 

Pada Periode Kaliyuga ini, sulit menemukan terjadinya antyaka pralaya, yaitu pralaya yang disebabkan oleh kemampuan spiritual seseorang melalui kemampuan pemberdayaan jnana yang sangat kuat seseorang menyatu dengan Brahman (Tuhan) secara lahir batin. Namun Antyaka pralaya mungkin saja masih dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan spiritual dan Jnana yang kuat di zaman Kaliyuga. "Titimangsa" menentukan apakah itu bisa terjadi sepanjang zaman Kaliyuga.

Dengan demikian "titimangsa" menentukan peran penting terjadiny apralaya maupun pandemi seperti yang berlangsung sakarang ini. 

Apakah Pratikritika Pralaya, Naimittika Pralaya, Atyantika Pralaya, Nitya Pralaya akan terjadi?

"Titimagsa" jua lah yang menentukan. Apabila diyakini sekarang ini zaman Kaliyuga dengan segala karakteristiknya, menurut Kitab Suci Bhagawadgita, tampaknya hanya Antyantika Pralaya yang mungkin terjadi. Adapun Nitya Pralaya sudah pasti terjadi setiap saat. entah menimpa manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan.

...

#titimangsa

#cakraninggilingan

#kalpa #manwantara #mahayuga #caturyuga

..bersambung ke laman -> 


sumber : Kalender Bali 2023 disusun oleh Kt. Bambang Gde Rawi (Alm.) dan putraputranya. yang disarikan dari berbagai sumber.


Tidak ada komentar: