Bandara Internasional Ngurah Rai adalah bandara internasional yang terletak di sebelah selatan Pulau Bali, Indonesia, tepatnya di daerah Desa Tuban Kecamatan Kuta, sekitar 13 km dari Kota Denpasar.
Kode IATA-nya adalah DPS, sedangkan Kode ICAO-nya WADD (dahulu WRRR).
Pada Tahun 2013 mendatang Bandara ini mampu menampung hingga 25 juta orang penumpang setelah proyek Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap III ini rampung, saat ini proyek tersebut sementara berlangsung, saya sempat melihat dan merasakannya proses perbaikannya kala itu Kakek saya meninggal 15 Juli 2012 lalu, dimana saya harus tiba di sana sebelum proses penguburan jam 19.00 wita, namun saya telat. saya tiba di bandara jam 18.10, namun proses klaimbagasi danperjalan yg kini macet membuat saya pasrah, ketika itu sudah jam 19.00 saya masih di dalam TAXI di sekitar bundaran SIMPANG SIUR. Kakek maafkan cucumu ini, tak dapat melihatmu untuk terakhir kali. Berarti saya termasuk korban blom maksimalnya fasilitas disana,
Rencana Proyek FBUKP tahap III meliputi Pengembangan Gedung Terminal, Gedung Parkir, dan Apron. Luas terminal domestik saat ini hanya akan dikembangkan hingga total luasnya mencapai 12.000 m yang nantinya akan digunakan sebagai terminal internasional. Adapun eksisting terminal internasional akan dialihfungsikan menjadi terminal domestic. Dengan kondisi tersebut, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung hingga 25 juta penumpang.
Jika Proyek tersebut sudah rampung, maka akan terlihat seperti gambar berikut :
Data Tahun 2006, Luas
Bandara Ngurah
Rai secara
keseluruhan
mencapai 295,6 hektar.
Di dalamnya
meliputi landasan
pacu, apron
domestik, apron internasional,
terminal domestik, terminal
internasional,
tempat parkir
dan perkantoran.
Luas apron
domestik dan
internasional
sekitar 214.457 m2. Luas
terminal domestik
dan internasional
masing-masing 11.884,39 m2
dan 63.346,31 m2.
Sementara luas
tempat parkir
tercatat 51.348 m2.
Sekadar
gambaran, dengan
luas apron
domestik dan
internasional
sekitar 214.457 m2 saat
ini bisa
menampung sekitar
36 pesawat dalam
berbagai jenis.
Baik foker
maupun airbus dan
turunannya. Dari 36 parking stand,
hanya delapan
yang dilengkapi
garbarata (aviobridge).
Namun, masih
tersisa ruang
parkir untuk
menampung pesawat
kecil jenis
twin-other dan
helikopter sekitar 5 - 6 unit.
Demikian
pula, luas terminal
domestik dan
internasional
masing-masing 11.884,39 m2 dan
63.346,31 m2 bisa
menampung 4.000 - 5.000 penumpang.
General Manager PAP I Bandara
Ngurah Rai,
Adi Ngadiri,
belum lama ini
mengatakan
perhitungannya dengan terminal
dua lantai,
space untuk satu
penumpang sekitar
14 m2 untuk
domestik dan 17 m2
untuk
internasional. Entah
bagaimana
perhitungannya, yang jelas
kesan sumpek
masih dirasakan.
SEJARAH BANDARA
Berawal dari Tuban
Bandara Ngurah Rai dibangun pada tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum). Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700m dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan Udara Tuban.
Pelabuhan Udara Tuban
Tahun 1942 Airstip South Bali dibom oleh Tentara Jepang, yang kemudian dikuasai untuk tempat mendaratkan pesawat tempur dan pesawat angkut mereka. Airstrip yang rusak akibat pengeboman diperbaiki oleh Tentara Jepang dengan menggunakan Pear Still Plate (sistem plat baja).
Lima tahun berikutnya 1942-1947, airstrip mengalami perubahan. Panjang landas pacu menjadi 1200 meter dari semula 700 meter. Tahun 1949 dibangun gedung terminal dan menara pengawas penerbangan sederhana yang terbuat dari kayu. Komunikasi penerbangan menggunakan transceiver kode morse.
Pelabuhan Udara Internasional Tuban
Untuk meningkatkan kepariwisataan Bali, Pemerintah Indonesia kembali membangun gedung terminal internasional dan perpanjangan landas pacu kea rah barat yang semula 1200 meter menjadi 2700 meter dengan overrun 2 x 100 meter. Proyek yang berlangsung dari tahun 1963-1969 diberi nama Proyek Airport Tuban dan sekaligus sebagai persiapan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.
Proses reklamasi pantai sejauh 1500 meter dilakukan dengan mengambil material batu kapur yang berasal dari Ungasan dan batu kali serta pasir dari Sungai Antosari – Tabanan.
Seiring selesainya temporary terminal dan runway pada Proyek Airport Tuban, pemerintah meresmikan pelayanan penerbangan internasional di Pelabuhan Udara Tuban, tanggal 10 Agustus 1966.
Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai
Penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah RAI (Bali International Airport Ngurah Rai.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kargo, maka pada tahun 1975 sampai dengan 1978 Pemerintah Indonesia kembali membangun fasilitas-fasilitas penerbangan, antara lain dengan membangun terminal internasional baru. Gedung terminal lama selanjutnya dialihfungsikan menjadi terminal domestic, sedangkan terminal domestic yang lama digunakan sebagai gedung cargo, usaha jasa catering dan gedung serba guna.
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap I
Proyek FBUKP tahap I (1990 – 1992) meliputi Perluasan Terminal yang dilengkapi dengan Aviobridge, perpanjangan landas pacu menjadi 3000 meter, relokasi taxiway, perluasan apron, renovasi dan perluasan gedung terminal, perluasan pelataran parkir kendaraan, pengembangan gedung kargo, gedung operasi serta pengembangan fasilitas navigasi udara dan fasilitas catu bahan bakar pesawat udara.
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap II
Proyek FBUKP tahap II (1998-2000), pengembangan bandara dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, antara lain dengan memanfaatkan hutan bakau seluas 12 Ha untuk digunakan sebagai fasilitas keselamatan penerbangan.
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap III
Rencana Proyek FBUKP tahap III meliputi Pengembangan Gedung Terminal, Gedung Parkir, dan Apron. Luas terminal domestik saat ini hanya akan dikembangkan hingga total luasnya mencapai 12.000 m yang nantinya akan digunakan sebagai terminal internasional. Adapun eksisting terminal internasional akan dialihfungsikan menjadi terminal domestic. Dengan kondisi tersebut, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung hingga 25 juta penumpang.
DINAS HUKUM & HUMAS
PT ANGKASA PURA I (PERSERO)
GED. WISTI SABHA LT. 3
BANDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI - BALI
INDONESIA
TELP : +62 361 9351011 EXT. 5055
FACS : +62 361 9351032
EMAIL : humas@ngurahrai-airport.co.id
sumber : http://www.ngurahrai-airport.co.id; wikipedia.org.id
2 komentar:
salam kenal, gan informasinya sangat bagus, ijin copas sebagai refrensi ya gan.
Terimakasih
Alkatrans Tour and Travel
silahkan, asal di pasang Sumbernya.
Posting Komentar