22/09/12

Bandara Internasional Ngurah Rai


Bandara Internasional Ngurah Rai adalah bandara internasional yang terletak di sebelah selatan Pulau Bali, Indonesia, tepatnya di daerah Desa Tuban Kecamatan Kuta, sekitar 13 km dari Kota Denpasar.
Kode IATA-nya adalah DPS, sedangkan Kode ICAO-nya WADD (dahulu WRRR).

Pada Tahun 2013 mendatang Bandara ini mampu menampung hingga 25 juta orang penumpang setelah proyek Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap III ini rampung, saat ini proyek tersebut sementara berlangsung, saya sempat melihat dan merasakannya proses perbaikannya kala itu Kakek saya meninggal 15 Juli 2012 lalu, dimana saya harus tiba di sana sebelum proses penguburan jam 19.00 wita, namun saya telat. saya tiba di bandara jam 18.10, namun proses klaimbagasi danperjalan yg kini macet membuat saya pasrah, ketika itu sudah jam 19.00 saya masih di dalam TAXI di sekitar bundaran SIMPANG SIUR. Kakek maafkan cucumu ini, tak dapat melihatmu untuk terakhir kali.  Berarti saya termasuk korban blom maksimalnya fasilitas disana,
 

Rencana Proyek FBUKP tahap III meliputi Pengembangan Gedung Terminal, Gedung Parkir, dan Apron. Luas terminal domestik saat ini hanya akan dikembangkan hingga total luasnya mencapai 12.000 m yang nantinya akan digunakan sebagai terminal internasional. Adapun eksisting terminal internasional akan dialihfungsikan menjadi terminal domestic. Dengan kondisi tersebut, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung hingga 25 juta penumpang.

Jika Proyek tersebut sudah rampung, maka akan terlihat seperti gambar berikut :


Data Tahun 2006, Luas Bandara Ngurah Rai secara keseluruhan mencapai 295,6 hektar. Di dalamnya meliputi landasan pacu, apron domestik, apron internasional, terminal domestik, terminal internasional, tempat parkir dan perkantoran. Luas apron domestik dan internasional sekitar 214.457 m2. Luas terminal domestik dan internasional masing-masing 11.884,39 m2 dan 63.346,31 m2. Sementara luas tempat parkir tercatat 51.348 m2.
Sekadar gambaran, dengan luas apron domestik dan internasional sekitar 214.457 m2 saat ini bisa menampung sekitar 36 pesawat dalam berbagai jenis. Baik foker maupun airbus dan turunannya. Dari 36 parking stand, hanya delapan yang dilengkapi garbarata (aviobridge). Namun, masih tersisa ruang parkir untuk menampung pesawat kecil jenis twin-other dan helikopter sekitar 5 - 6 unit.
Demikian pula, luas terminal domestik dan internasional masing-masing 11.884,39 m2 dan 63.346,31 m2 bisa menampung 4.000 - 5.000 penumpang. General Manager PAP I Bandara Ngurah Rai, Adi Ngadiri, belum lama ini mengatakan perhitungannya dengan terminal dua lantai, space untuk satu penumpang sekitar 14 m2 untuk domestik dan 17 m2 untuk internasional. Entah bagaimana perhitungannya, yang jelas kesan sumpek masih dirasakan.



SEJARAH BANDARA

Berawal dari Tuban
Bandara Ngurah Rai dibangun pada tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum). Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700m dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan Udara Tuban.

Pelabuhan Udara Tuban
Tahun 1942 Airstip South Bali dibom oleh Tentara Jepang, yang kemudian dikuasai untuk tempat mendaratkan pesawat tempur dan pesawat angkut mereka. Airstrip yang rusak akibat pengeboman diperbaiki oleh Tentara Jepang dengan menggunakan Pear Still Plate (sistem plat baja).
Lima tahun berikutnya 1942-1947, airstrip mengalami perubahan. Panjang landas pacu menjadi 1200 meter dari semula 700 meter. Tahun 1949 dibangun gedung terminal dan menara pengawas penerbangan sederhana yang terbuat dari kayu. Komunikasi penerbangan menggunakan transceiver kode morse.

Pelabuhan Udara Internasional Tuban
Untuk meningkatkan kepariwisataan Bali, Pemerintah Indonesia kembali membangun gedung terminal internasional dan perpanjangan landas pacu kea rah barat yang semula 1200 meter menjadi 2700 meter dengan overrun 2 x 100 meter. Proyek yang berlangsung dari tahun 1963-1969 diberi nama Proyek Airport Tuban dan sekaligus sebagai persiapan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.
Proses reklamasi pantai sejauh 1500 meter dilakukan dengan mengambil material batu kapur yang berasal dari Ungasan dan batu kali serta pasir dari Sungai Antosari – Tabanan.
Seiring selesainya temporary terminal dan runway pada Proyek Airport Tuban, pemerintah meresmikan pelayanan penerbangan internasional di Pelabuhan Udara Tuban, tanggal 10 Agustus 1966.

Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai
Penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah RAI (Bali International Airport Ngurah Rai.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kargo, maka pada tahun 1975 sampai dengan 1978 Pemerintah Indonesia kembali membangun fasilitas-fasilitas penerbangan, antara lain dengan membangun terminal internasional baru. Gedung terminal lama selanjutnya dialihfungsikan menjadi terminal domestic, sedangkan terminal domestic yang lama digunakan sebagai gedung cargo, usaha jasa catering dan gedung serba guna.
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap I
Proyek FBUKP tahap I (1990 – 1992)  meliputi Perluasan Terminal yang dilengkapi dengan Aviobridge, perpanjangan landas pacu menjadi 3000 meter, relokasi taxiway, perluasan apron, renovasi dan perluasan gedung terminal, perluasan pelataran parkir kendaraan, pengembangan gedung kargo, gedung operasi serta pengembangan fasilitas navigasi udara dan fasilitas catu bahan bakar pesawat udara.
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap II
Proyek FBUKP tahap II (1998-2000), pengembangan bandara dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, antara lain dengan memanfaatkan hutan bakau seluas 12 Ha untuk digunakan sebagai fasilitas keselamatan penerbangan.
Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap III
Rencana Proyek FBUKP tahap III meliputi Pengembangan Gedung Terminal, Gedung Parkir, dan Apron. Luas terminal domestik saat ini hanya akan dikembangkan hingga total luasnya mencapai 12.000 m yang nantinya akan digunakan sebagai terminal internasional. Adapun eksisting terminal internasional akan dialihfungsikan menjadi terminal domestic. Dengan kondisi tersebut, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung hingga 25 juta penumpang.



DINAS HUKUM & HUMAS
PT ANGKASA PURA I (PERSERO)
GED. WISTI SABHA LT. 3
BANDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI - BALI
INDONESIA
TELP   : +62 361 9351011 EXT. 5055
FACS   : +62 361 9351032
EMAIL  : humas@ngurahrai-airport.co.id



sumber : http://www.ngurahrai-airport.co.id; wikipedia.org.id




2 komentar:

agen tiket pesawat mengatakan...

salam kenal, gan informasinya sangat bagus, ijin copas sebagai refrensi ya gan.
Terimakasih
Alkatrans Tour and Travel

K@k'Yanz mengatakan...

silahkan, asal di pasang Sumbernya.